tirto.id - Aksi damai tolak pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan dihadiri ribuan tenaga kesehatan dari lima organisasi profesi yang tergabung dalam Aliansi Selamatkan Kesehatan Bangsa (Aset Bangsa).
Lima organisasi ini terdiri dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI).
Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi menyatakan bahwa selama aksi damai berlangsung, pelayanan kesehatan masyarakat masih terjaga.
“Pelayanan terutama yang berkaitan dengan emergency ICU kemudian yang di ruang operasi masih bisa dilakukan. Yang kedua, ini dijalankan hanya di hari Senin, tidak berhari-hari menjalankan aksi,” kata Adib, di Kawasan Patung Koda, Monumen Nasional (Monas), Senin (8/5/2023).
Adib juga menjelaskan bahwa para peserta aksi damai datang sejak hari Sabtu pekan lalu ketika mendapatkan libur.
“Kami tetap menjalin koordinasi seluruhnya di seluruh wilayah apa ada pasien terbengkalai atau tidak. Kami juga komunikasi dengan direktur-direktur di seluruh daerah yang kemudian menyatakan bahwa pelayanan tetap terjaga,” ungkap Adib.
Salah satu peserta aksi, Moklis (52), rela melakukan perjalanan dari Sidoarjo, Jawa Timur, dengan kocek pribadi untuk mengikuti aksi damai ini.
Dokter umum di salah satu klinik ini menyatakan terpanggil untuk menyampaikan aspirasinya terkait RUU Kesehatan. Ia merasa Omnibus Law Kesehatan ini tidak melindungi hak kerja para tenaga kesehatan.
“Jadi misal kita tidak berhasil menyembuhkan pasien dalam kondisi kedaruratan tinggi kita bisa menanggung risiko bisa pidana kurungan, ganti rugi atau sebagainya jadi kita tidak bisa kerja dengan baik,” ujar Moklis di sela aksi damai.
Pria yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sidoarjo ini menyatakan bahwa ia datang ke Jakarta bersama empat orang perwakilan IDI Sidoarjo.
Moklis berujar bahwa pelayanan kesehatan di Sidoarjo tetap berlangsung normal karena hanya perwakilan yang ikut aksi damai di Jakarta.
Sementara pelayanan kesehatan di klinik tempat ia bekerja memang tutup sehari imbas dirinya mengikuti aksi damai menolak pembahasan RUU Kesehatan.
“Kalau ke klinik tutup, besok buka lagi. Pasien akan balik lagi ke saya karena terkadang pelayanan kesehatan yang merasa cocok dengan saya,” ujar Moklis.
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Restu Diantina Putri